3612 and 3616 Fast Vessel Engines Caterpillar


Alarms and Shutoffs

Usage:

3616 1FN

Titik Setel untuk Alarm dan Fungsi Pematian

Alarm dan fungsi pematian diaktifkan oleh temperatur kerja, tekanan, level, atau kecepatan kritis.

Engine dilengkapi dengan alarm untuk memperingatkan operator bila terjadi kondisi pengoperasian yang tidak diinginkan. Bila alarm diaktifkan, tindakan korektif harus dilakukan sebelum kerusakan pada engine dapat terjadi.

Fungsi pematian disetel pada titik setel pengoperasian yang lebih kritis daripada alarm. Semua masalah yang menyebabkan engine mati harus diperbaiki sebelum engine dihidupkan kembali.

Tabel 1 berisi alarm dan fungsi pematian yang tersedia dan titik setel terkait yang disarankan. Beberapa kondisi yang menyebabkan alarm juga akan menyebabkan engine mengalami penurunan kecepatan.

Catatan: Beberapa item yang tertera dalam Tabel 1 merupakan opsional.

Tabel 1
Alarm dan Fungsi Pematian untuk Engine 3600 (Bahan Bakar Distilat)    
Kondisi     Parameter     Aplikasi     Titik Setel untuk Alarm     Titik Setel untuk Fungsi Pematian    
Pendinginan    
Tinggi     Temperatur air aftercooler dan oil cooler (saluran masuk)     Regulator temperatur
50 °C (122 °F)    

60 °C (140 °F)    

67 °C (153 °F)    
Tinggi     Regulator temperatur
50 °C (122 °F) pada kondisi temperatur ambien tinggi

66 °C (151 °F)    

69 °C (156 °F)    
Tinggi     Regulator temperatur
32 °C (90 °F)

39 °C (102 °F)    

42 °C (108 °F)    
Rendah     Tekanan pompa air aftercooler dan oil cooler (saluran keluar)     -    
70 kPa (10 psi) (1)    
-    
Rendah     Tekanan pompa air bantu (saluran keluar)     -    
70 kPa (10 psi) (1)    
-    
Rendah     Ketinggian cairan pendingin     -     Rata     -    
Rendah     Tekanan pompa mantel air (saluran keluar)     -    
70 kPa (10 psi) (1)    
-    
Tinggi     Temperatur cairan pendingin mantel air (saluran keluar)     -    
103 °C (217 °F)    

109 °C (228 °F)    
Diferensial minimum     Temperatur mantel air (saluran masuk) dan temperatur oli engine (saluran masuk)     -    
2 °C (4 °F) (2)    
-    
Saluran buang    
Tinggi     Penyimpangan temperatur port gas buang     -     Perbedaan
50 °C (90 °F) dari temperatur rata-rata semua silinder    
-    
Tinggi     Saluran masuk gas buang turbocharger (sebelum turbin)     -    
630 °C (1166 °F)    
-    
Tinggi     Saluran masuk gas buang turbocharger (sebelum turbin)     Peringkat Output Tinggi    
650 °C (1202 °F)    
-    
Tinggi     Temperatur port gas buang     -      (3)     -    
Bahan Bakar    
Tinggi     Tekanan diferensial filter bahan bakar     -    
75 kPa (11 psi)    
-    
Rendah     Tekanan pompa bahan bakar (saluran keluar)     Kecepatan engine kurang dari 650 rpm.    
140 kPa (20 psi) (4)    
-    
Rendah     Tekanan pompa bahan bakar (saluran keluar)     Kecepatan engine lebih besar dari 650 rpm.    
260 kPa (38 psi) (4)    
   
Tinggi     Temperatur bahan bakar (saluran masuk)     -    
66 °C (151 °F)    

72 °C (162 °F)    
Udara Masuk    
Tinggi     Tekanan diferensial filter udara (pembatasan)     -    
3,7 kPa (0,54 psi)    
-    
Tinggi     Tekanan udara manifold masuk (tekanan boost)     -      (5)     -    
Tinggi     Temperatur udara manifold masuk     Regulator temperatur air aftercooler dan oil cooler
50 °C (122 °F)    

92 °C (198 °F)    

98 °C (208 °F)    
Tinggi     Temperatur udara manifold masuk     Regulator temperatur air aftercooler dan oil cooler
50 °C (122 °F) dengan Aftercooler Kinerja Tinggi    

78 °C (172 °F)    

98 °C (208 °F)    
Tinggi     Temperatur udara manifold masuk     Regulator temperatur air aftercooler dan oil cooler
32 °C (90 °F)    

75 °C (167 °F)    

98 °C (208 °F)    
Tinggi     Temperatur udara manifold masuk     Regulator temperatur air aftercooler dan oil cooler
32 °C (90 °F) dengan Aftercooler Kinerja Tinggi    

61 °C (142 °F)    

98 °C (208 °F)    
Pelumasan    
Tinggi     Tekanan karter     -    
0,6 kPa (0,09 psi)    

1 kPa (0,15 psi)    
Tinggi     Temperatur oli engine     -    
92 °C (198 °F)    

98 °C (208 °F)    
Rendah     Ketinggian oli engine     -    
50 mm (2 in) di atas saluran masuk untuk pengisapan oli    
-    
Rendah     Tekanan oli engine     Kecepatan engine kurang dari 650 rpm.    
120 kPa (17 psi) (6)    

105 kPa (15 psi)    
Rendah     Tekanan oli engine     Kecepatan engine lebih besar dari 650 rpm.    
320 kPa (46 psi) (6)    

260 kPa (38 psi)    
Tinggi     Tekanan diferensial filter oli engine     -    
70 kPa (10 psi)    

165 kPa (24 psi)    
Tinggi     Pendeteksian kabut oli     -     Ada kabut oli pada karter    
N/A     Pendeteksian partikel logam     -     Ada partikel logam dalam saluran oli    
Lain-Lain    
Tinggi     Kecepatan Berlebih     -     -     113% dari rpm tetapan    
Rendah     Tekanan suplai udara motor starter     Bilah    
750 kPa (109 psi)    
-    
Rendah     Turbin
515 kPa (75 psi)    
-    
( 1 ) Titik setel opsional adalah 0,07 kPa kali rpm engine.
( 2 ) Selisih minimum antara dua temperatur harus lebih besar dari 2 °C (4 °F). Sebagai contoh, temperatur saluran masuk mantel air 90 °C dikurangi temperatur saluran masuk oli pelumas 85 °C merupakan perbedaan yang dapat diterima sebesar 5 °C.
( 3 ) Alarm untuk temperatur port gas buang adalah khusus untuk proyek tertentu. Alarm primer untuk temperatur buang adalah saluran masuk gas buang ke turbocharger.
( 4 ) Titik setel opsional adalah 0,4 kPa kali rpm engine.
( 5 ) Titik setel ditentukan dengan menambahkan 30 kPa pada spesifikasi pengujian maksimum dari dinamometer.
( 6 ) Titik setel opsional adalah 0,5 kPa kali rpm engine.

Prosedur Shutdown Untuk Detektor Kabut Oli

Jika shutdown terjadi karena kabut oli yang berlebihan, gunakan prosedur berikut.

    Catatan: Petunjuk dari modul Buku Petunjuk Servis, "Pembongkaran dan Perakitan" akan diperlukan untuk melakukan prosedur ini.

  1. Setelah shutdown, periksa sistem kontrol untuk kondisi alarm lainnya. Bandingkan pewaktuan shutdown dengan pengaktifan alarm. Pastikan bahwa shutdown telah dimulai oleh detektor kabut oli.

  1. Informasikan kepada teknisi ahli bahwa engine tidak berfungsi.

  1. Periksa tampilan detektor kabut oli untuk memastikan bahwa shutdown adalah benar. Indikator "Ready" (Siap) hijau adalah OFF dan indikator "Alarm" merah BERKEDIP. Periksa tampilan untuk kerusakan lainnya.

  1. Setelah memverifikasi penyebab shutdown, tutup suplai udara ke motor starter. Tindakan ini akan mencegah penyalaan yang tidak disengaja.

  1. Buka katup tekanan silinder (katup Keine) untuk semua silinder.

    ------ PERINGATAN! ------

    Pelat pelindung harus berada pada tempatnya sebelum mengoperasikan motor barring device.

    Lepaskan semua peralatan kerja sebelum mengoperasikan motor barring device.



    PERHATIAN

    Jangan menggunakan kunci impak untuk mengoperasikan barring device. Penggunaan kunci impak akan menyebabkan rusaknya gigi rodagigi.


  1. Operasikan pompa pralumas dan perangkat pembatas. Jika flywheel akan berputar dengan bebas, putar engine sebanyak dua putaran penuh (720 derajat). Kunci perangkat pembatas.

  1. Nonaktifkan pompa pralumas.

    ------ PERINGATAN! ------

    Cetusan bunga api dapat mengakibatkan cedera, apabila penutup karter dilepaskan dalam lima belas menit setelah pemberhentian darurat. Jangan menghidupkan engine kembali sampai penyebab pemberhentian telah diperbaiki.


  1. Setelah engine dimatikan selama 15 menit, lepaskan semua penutup karter. Detektor kabut oli memantau setiap bagian karter. Selidiki terlebih dahulu bagian dengan kondisi kerusakan.

    Catatan: Penting untuk mengukur temperatur dengan cepat, sebelum bearing menjadi dingin. Hal ini akan memberikan indikasi temperatur kerja bearing yang paling akurat. Langkah 9 dapat dilakukan dengan efisien oleh dua orang: satu orang mengukur temperatur, dan satu orang mencatat temperatur.

  1. Gunakan Termometer Inframerah Laser 123-6700. Catat ketiga temperatur untuk bearing ujung kecil dan bearing ujung lebar setiap connecting rod. Catat temperatur untuk bagian depan, tengah, dan belakang setiap bearing.

      Catatan: Temperatur yang lebih rendah dapat diterima untuk shutdown selama operasi beban sebagian.

    1. Temperatur bearing ujung kecil tidak boleh melebihi temperatur rata-rata seluruh bearing ujung kecil dengan lebih dari 15 °C (60 °F). Temperatur bearing ujung lebar tidak boleh melebihi temperatur rata-rata seluruh bearing ujung lebar dengan lebih dari 15 °C (60 °F).

    1. Temperatur maksimum setiap bearing setelah pengoperasian beban penuh tidak boleh melebihi 105 °C (221 °F).

  1. Pastikan bahwa bearing ujung lebar connecting rod dapat bergerak dengan bebas. Biasanya, batang dapat digerakkan sedikit. Gerakkan batang ke arah maju dan mundur di sepanjang jurnal crankshaft.

  1. Jika terjadi kondisi berikut, lakukan Langkah 11.a dan 11.b:

    • Temperatur sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada Langkah 9.a dan 9.b.

    • Inspeksi visual lebih dekat menunjukkan tidak ada kerusakan pada komponen berikut: piston, liner silinder, pin piston, bearing utama dan rangkaian roda gigi.

    1. Lepaskan filter oli. Untuk petunjuk, lihat topik Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan, "Filter Oli Engine - Penggantian" ini (Bagian Perawatan).

    1. Potong lubang filter oli dengan pisau utilitas. Periksa lipatan material filter terhadap serpihan. Jenis serpihan yang ditemukan akan menunjukkan komponen yang perlu diperiksa lebih jauh.

  1. Jika temperatur bearing melampaui spesifikasi yang tercantum di Langkah 9.a dan 9.b, lepaskan komponen yang terkait. Lakukan pemeriksaan lengkap pada komponen.

  1. Bila engine dalam kondisi baik, lakukan pemeriksaan lengkap pada detektor kabut oli. Untuk petunjuk, lihat literatur yang diberikan oleh OEM detektor.


    PERHATIAN

    Jangan mengoperasikan motor starter engine sampai rodagigi pinion di grup barring telah terlepas sepenuhnya dari rodagigi ring di rodagila. Kerusakan serius pada engine dapat terjadi.


  1. Nyalakan engine sesuai dengan topik Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan, "Penyalaan Engine" ini (Bagian Pengoperasian). Operasikan engine pada putaran rpm idle rendah selama sepuluh menit. Jika detektor kabut oli menyebabkan shutdown lain, ulangi keseluruhan prosedur ini.

  1. Setelah engine dioperasikan tanpa masalah selama sepuluh menit, hentikan engine. Segera lepaskan semua penutup karter. Ukur temperatur bearing connecting rod. Tindakan ini akan memastikan pengoperasian engine yang benar.

  1. Lanjutkan pengoperasian normal.

Caterpillar Information System:

Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 444 FMI 12 Starting Motor Relay Failed - Test
3304B and 3306B Engines for Caterpillar Built Machines Crankshaft Front Seal - Install
G3612 and G3616 Engines Air Inlet and Exhaust System
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 443 FMI 12 Crank Termination Relay Failed - Test
3406E On-Highway Engine Fuel Transfer Pump - Remove
P16, P20, P25, P28, P40 and P60 Pulverizers Pulverizer Cylinder
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 441 FMI 12 Electronic Governor Relay Failed - Test
3306C Truck Engine Crankshaft Front Seal - Remove
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) For MUI Engines CID 442 FMI 12 Generator Fault Relay Failed - Test
3406C (PEEC III) Truck Engine Shutoff Solenoid
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 334 FMI 4 Spare Output Voltage Below Normal - Test
3306C Truck Engine Connecting Rod Bearings - Remove
3600 Heavy Fuel Engines Exhaust Manifold - Inspect
3306C Engines for Caterpillar Built Machines Engine Design
3406E On-Highway Engine Electronic Unit Injector Sleeve - Install
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 445 FMI 12 Run Relay Failed - Test
3406E On-Highway Engine Electronic Unit Injector Sleeve - Remove
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 446 FMI 12 Air Shutoff Relay Failed - Test
3306B Industrial Engine Fuel Injection Pump
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 447 FMI 12 Fuel Control Relay Failed - Test
G3612 and G3616 Engines Engine Timing Procedures
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) For MUI Engines CID 500 FMI 12 EMCP Electronic Control (Generator Set) Failed - Test
3406C Engines for Caterpillar Built Machines Camshaft
Electronic Modular Control Panel II (EMCP II) for EUI Engines CID 566 FMI 7 Unexpected Shutdown Improper Mechanical Response - Test
Back to top
The names Caterpillar, John Deere, JD, JCB, Hyundai or any other original equipment manufacturers are registered trademarks of the respective original equipment manufacturers. All names, descriptions, numbers and symbols are used for reference purposes only.
CH-Part.com is in no way associated with any of the manufacturers we have listed. All manufacturer's names and descriptions are for reference only.